Selasa, 03 Agustus 2010

SIAPAKAH AL IMAM JA'FAR ASH SHADIQ

Semenjak dahulu Syi`ah mengklaim bahwa mereka mengikuti manhaj dan langkah Ja`far Ash Shadiq. Madzhab mereka
dalam bidang fikih adalah ucapan-ucapan dan pendapat-pendapatnya. Karena mereka menamakan dirinya sebagai
Ja`fariyun, padahal Ja`far berlepas diri dari mereka dan orang-orang seperti mereka. Mereka tidak berada di atas manhaj
dan langkah-langkahnya dan dia bukanlah pemilik manhaj dan langkah-langkah yang diklaim tersebut.
Semenjak dahulu Syi`ah mengklaim bahwa mereka mengikuti manhaj dan langkah Ja`far Ash Shadiq. Madzhab mereka
dalam bidang fikih adalah ucapan-ucapan dan pendapat-pendapatnya. Karena mereka menamakan dirinya sebagai
Ja`fariyun, padahal Ja`far berlepas diri dari mereka dan orang-orang seperti mereka. Mereka tidak berada di atas manhaj
dan langkah-langkahnya dan dia bukanlah pemilik manhaj dan langkah-langkah yang diklaim tersebut.
Mereka menukil dari Ja`far tanpa sanad atau dengan sanad maudhu` (dipalsukan) atau dhaif atau maqthu` (terputus).
Dan ini berlaku untuk para imam yang lain. Sudah dimaklumi bersama bahwa Syi`ah sangat kurang dan lemah dalam
ilmu sanad, karena mereka tidak berpengalaman di dalam agamanya. Agama mereka adalah agama masyayikh mereka.
Apa yang dikatakan oleh masyayikh, mereka menukilnya dari mereka tanpa memilih dan memilah. Salah seorang Syaikh
Rafidhah telah mengakui dan dan membenarkan hal ini bahwa mereka menerapkan ilmu al jarh wa at ta`dil sebagaimana
ahlus sunnah, maka tidak tersisa sedikitpun dari hadits mereka. Orang Syi`ah telah banyak berdusta atas Ja`far Ash
Shadiq, mereka menasabkan kepadanya banyak sekali dari riwayat-riwayat yang dibuat-buat, hingga pada akhirnya
mereka pada perubahan dan penggantian ayat-ayat Al Qur-an.
Sebagaimana mereka menasabkan sebagian kitab kepada Ja`far. Padahal para ahli ilmu bersaksi bahwa kitab-kitab itu
dipalsukan atas namanya. Diantara kitab-kitab tersebut adalah:
Kitab Rasail Ikhwan Ash Shafa. Kitab ini dikarang lebih dari dua ratus tahun setelah wafatnya Ja`far, pada waktu Dinasti
Buwaihiyyah. Pada abad ketiga hijriyah (321 H - 447 H). Sementara Ja`far telah wafat pada tahun 148 H. Kitab ini
banyak berisi kekufuran, kebodohan dan juga filsafat buta yang tidak layak bagi Ja`far Ash Shadiq dan ilmunya. Semoga
Allah merahmati beliau dengan rahmat yang luas.
Kitab Al Ja`far, yaitu kitab ramalan-ramalan tentang kejadian dan ilmu ghaib.
Kitab Ilm Al Bithaqah.
Kitab Al Jadawil atau Jadawil Al Hilal, telah memalsukan atas nama Abdullah bin Mu`awiyah salah seorang yang sudah
terkenal dengan kebohongan.
Kitab Al Haft.
Kitab Ikhtilaj Al A`dha.
Juga kitab-kitab lain seperti Qaus Qazah (pelangi) dan disebut Qaus Allah, Tafsir Al Qur-an, Manafi` Al Qur-an, Qira`ah
Al Qur-an fi Al Manam, Tafsir Qira`ah As Surah fi Al Manam dan Al Kalam `ala Al Hawadits.
Tidak ada satu penetapan yang jelas di kalangan Syi`ah bahwa kitab-kitab ini adalah kitab-kitab Ja`far Ash Shadiq selain
oleh Abu Musa Jabir bin Hayyan Ash Shufi Ath Tharthusi Al Kimai (200 H). Ibnu Hayyan ini diragukan tentang agama
dan amanahnya. Dia memang menjadi teman bagi Ja`far, tetapi bukan Ja`far Ash Shadiq melainkan Ja`far Al Barmaki.
Diantaranya yang mengukuhkannya adalah Ibnu Hayyan tinggal di Baghdad sementara Ja`far Ash Shadiq tinggal di
Madinah. Juga abad pertama dan abad kedua tidak membutuhkan kitab-kitab dan risalah-risalah seperti yang telah
dinasabkan kepada Ja`far Ash Shadiq ini.
Sekapur Sirih Tentang Kehidupan Ja`far Ash Shadiq
Dia adalah Imam Ja`far bin Muhammad bin Ali Zainal Abidin bin Al Husain bin Ali bin Abu Thalib. Begitu pula ia adalah
keturunan dari Abu Bakar Ash Shiddiq, karena ibunya adalah Ummu Farwah binti Al Qasim bin Muhammad bin Abu
Bakar Ash Shiddiq. Dan nenek dari ibunya adalah Asma binti Abdurrahman bin Abu Bakar Ash Shiddiq. Semoga Allah
meridhai mereka semua. Karena itu Ja`far Ash Shadiq berkata, Aku dilahirkan oleh Abu Bakar dua kali. (Syiar `A`lam An
Nubala : 259).
Dia dilahirkan di Madinah tahun 80 H dian wafat tahun 148 H dalam usia mendekati 68 tahun. Dia wafat di tempat dia
dilahirkan yaitu Madinah. Dia meninggalkan tujuh putra: Ismail, Abdullah, Musa Al Kazhim, Ishaq, Muhammad, Ali dan
Fathimah.
Dia benar-benar shadiq, jujur dalam ucapannya dan perbuatannya, tidak dikenal dari diri Ja`far selain sifat shidq (jujur,
benar), karena itu digelar ash shadiq. Dia juga digelari al imam oleh ahlus sunnah karena kedalaman dan keluasan
ilmunya. Ja`far menimba ilmu dari para sahabat besar seperti Sahl bin Sa`ad As Sa`idi dan Anas bin Malik Radhiyallahu
anhu dan dari ulama tabi`in seperti Atha` bin Abi Rabah, Muhammad bin Syihab Az Zuhri, Urwah bin Az Zubair,
Muhammad bin Al Munkadir, Abdullah bin Abu Rafi` dan Ikrimah Mawla bin Al Abbas Radhiyallahu anhuma.
Diantara murid-muridnya adalah Imam Malik, Imam Abu Hanifah, Sufyan Ats Tsauri, Syu`bah bin Al Hajjaj dan Sufyan
bin Uyainah. Para ulama Islam telah banyak memuji dan menyanjung.
Ja`far Ash Shadiq termasuk orang yang sangat mencintai kakeknya Abu Bakar Ash Siddiq dan juga Umar bin Khaththab
Radhiyallahu `anhu. Beliau sangat mengagungkan keduanya karena itu beliau sangat membenci Rafidhah yang telah membenci keduanya.
Ja`far juga membenci Rafidhah yang telah menetapkannya sebagai imam yang ma`sum. Diriwayatkan oleh Abdul
Jabbar bin Al Abbas Al Hamdzani bahwa Ja`far bin Muhammad mendatangi mereka ketika mereka hendak
meninggalkan Madinah, dia (Ash Shadiq) berkata,
Sesunggunya kalian insya Allah adalah termasuk orang-orang shalih di negeri kalian, maka sampaikanlah kepada
mereka ucapanku, `Barangsiapa mengira bahwa aku adalah imam ma`shum yang wajib ditaati maka aku benar-benar
tidak ada sangkutpaut dengannya. Dan barangsiapa mengira bahwa aku berlepas diri dari Abu Bakar dan Umar maka
aku berlepas diri daripadanya`. (Syiar `A`lam An Nubala : 259).
Muhammad bin Fudhail menceritakan dari Salim bin Abu Hafshah, Saya bertanya kepada Abu Ja`far dan putranya,
Ja`far, tentang Abu Bakar dan Umar. Maka dia berkata, `Wahai Salim cintailah keduanya dan berlepas diri musuhmusuhnya
karena keduanya adalah imam huda.` Kemudian Ja`far berkata, `Hai Salim apakah ada orang yang mencela
kakeknya? Abu Bakar adalah kakekku. Aku tidak akan mendapatkan syafaat Muhammad Shallallahu `alaihi wasallam
pada hari kiamat jika aku tidak mencintai keduanya dan memusuhi musuh-musuhnya.` Ucapan imam Ash Shadiq seperti
ini dia ucapkan dihadapan bapaknya, Imam Muhammad bin Ali Al Baqir dan dia tidak mengingkarinya. (Tarikh Al Islam
6/46)
Hafsh bin Ghayats murid dari Ash Shadiq berkata, Saya mendengar Ja`far bin Muhammad berkata, `Aku tidak
mengharapkan syafaat untukku sedikit pun melainkan aku berharap syafaat Abu Bakar semisalnya. Sungguh dia telah
melahirkanku dua kali`.
Sebagaimana murid Ja`far yang tsiqat lainnya yaitu Amr bin Qa-is Al Mulai mengatakan, Saya mendengar Ibnu
Muhammad (Ash Shadiq) berkata, `Allah ta`ala berlepas diri dari orang yang berlepas diri dari Abu Bakar dan Umar`.
(Syiar Alam An Nubala : 260).
Zuhair bin Mu`awiyah berkata, Bapaknya berkata kepada Ja`far bin Muhammad, `Sesungguhnya saya memiliki tetangga,
dia mengira bahwa engkau berbara` (berlepas diri) dari Abu Bakar dan Umar`. Maka Ja`far berkata, `Semoga Allah
berbara` dari tetanggamu itu, demi Allah sesungguhnya saya berharap mudah-mudahan Allah memberikan manfaat
kepadaku karena kekerabatanku dengan Abu Bakar. Sungguh aku telah mengadukan (rasa sakit) maka aku berwasiat
kepada pamanku (dari ibu) Abdurrahman bin Al Qasim. (At Taqrib, Ibnu Hajar, Tarikh Al Islam, Adz Dzahabi).
Semua teks ini adalah dari Ja`far Ash Shadiq, secara jelas menjelaskan kecintaanya kepada Abu Bakar dan Umar,
wala`nya kepada keduanya serta taqarrubnya kepada Allah dengan wasilah mahabbah dan wala` tersebut. Juga
menunjukkan kebencian kepada yang membenci keduanya dan bara` kepada yang bara` dari keduanya. Bahkan
bara`nya dari orang yang meyakini imamah dan kema`shumannya. Dan permohonannya kepada Allah agar Allah
memutus segala Rahmat-Nya dari orang-orang yang memusuhi Abu Bakar dan Umar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar